A.
KONSEP DASAR PENELITIAN
Penelitian
merupakan suatu kata yang berasal dari kata ‘teliti’, yang artinya
sesuatu yang dilakukan dengan cermat dan tidak sembrono/gegabah dan hati-hati.
Dalam pengertian ini, penelitian merupakan suatu proses pekerjaan yang dilakukan
dengan cermat, hati-hati untuk memperoleh suatu hasil yang diinginkan.
Berdasarkan
beberapa pemahaman ‘penelitian’ dapat diartikan sebagai suatu pencarian fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum. Penelitian dapat juga diartikan sebagai
transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dari
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur
dari situasi orisinil menjadi keseluruhan yang bersatu-padu. Penelitian sebagai
sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran
kritis.
Agar suatu
metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut metode ilmiah, hendaknya
memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta; keterangan-keterangan yang ingin diperoleh
dalam penelitian dan yang dikumpulkan maupun yang dianalisis harus berdasarkan
fakta yang nyata.
2. Bebas dari prasangka; metode ilmiah harus bebas dari
prasangka buruk.
3. Menggunakan prinsip analisa; semua masalah harus dicari sebab-sebab serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis. Fakta-fakta yang mendukung
tidak dibiarkan mentah saja, tapi dianalisa secara cermat.
4. Menggunakan Hipotesa; hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian. Hipotesa merupakan pegangan untuk menentukan jalannya pikiran
peneliti, yang nantinya akan dibuktikan melalui data lapangan.
5. Menggunakan ukuran objektif; kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dalam ukuran
yang objektif. Ukuran tidak boleh diterka-terka menurut kehendak peneliti,
tetapi hendaknya semua dilakukan secara objektif dan fikiran yang waras.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi; semua pengukuran data hendaknya menggunakan ukuran
kuantitatif, kecuali tidak dapat dikuantifikasikan dan umumnya yang tidak
bersifat kuantitatif hendaknya dikuantitatifkan.
B.
MACAM-MACAM PENELITIAN
Penelitian merupakan
salah satu penunjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya
penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju. Ada tiga syarat penting
yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu:
1. Sistematis, artinya dilaksanakan menurut pola
tertentu dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan
secara efektif dan efisien.
2. Berencana, artinya dilaksanakan dengan adanya
unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah
pelaksanaannya.
3. Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir
kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
C.
METODE PENELITIAN
1.
Penelitian
Ditinjau dari Tujuan
a. Penelitian
Eksploratif
Digunakan apabila peneliti ingin
menggali secara luas tentang sebab akibat atau hal-hal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu.
b. Penelitian
Developmental
Dilakukan percobaan dan penyempurnaan.
c. Penelitian
Verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran
hasil penelitian lain.
2. Penelitian
Ditinjau dari Pendekatan
a. Pendekatan Longitudinal
Metode
ini, sample subjek yang sama dipelajari dalam waktu tertentu. Metode ini
memungkinkan adanya penyelidikan intensif terhadap individu karena peneliti
menyimpulkan data tentang subjek yang sama pada berbagai tingkatan. Kelemahan
metode ini, antara lain:
1. Menuntut adanya komitmen dari individu atau
lembaga yang bersedia menyediakan waktu, uang dan sumber daya lainnya selama
beberapa tahun.
2. Jika dampel yang dipilih jelek, tak ada yang
bisa dilakukan untuk memperbaikinya.
3. Tidak dapat menambah variabel baru.
4. Sulitnya mempertahankan kerjasama subjek
dalam waktu yang lama.
b. Pendekatan Cross-sctional
Metode
ini meliputi lebih banyak subjek, tetapi mencandra faktor-faktor pertumbuhan
yang lebih sedikit. Kelemahan dari metode ini adalah:
1. Perbedaan yang ada pada sampel-sampel
dapat membuat penyidikan ini sangat luas.
2. Kemungkinan adanya variabel luar yang telah
menimbulkan perbedaan diantara populasi-populasi yang ditarik sampelnya.
3. Penelitian
Ditinjau dari Bidang Ilmu
Ragam
penelitian ditinjau dari bidangnya adalah penelitian terhadap pendidikan,
keteknikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan dan
sebagainya.
4. Penelitian
Ditinjau dari Tempatnya
a. Penelitian Laboratorium
b. Penelitian Perpustakaan
c Penelitian Lapangan
5. Penelitian
Ditinjau dari Sifat Masalahnya
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, metode penelitian dapat
digolongkan menjadi sembilan, dapat dilihat pada tabel berikut:
METODE PENELITIAN
|
CIRI-CIRI
|
TUJUAN
|
LANGKAH-LANGKAH POKOK
|
Penelitian Historis
|
Membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi serta mensistensikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta
|
·
Lebih tergantung pada data yang
diobservasi orang lain.
·
Harus tertib, ketat, sistematis dan
tuntas.
·
Menggunakan data primer dan sekunder.
·
Dilakukan kritik eksternal dan
internal untuk menentukan bobot data.
·
Mirip penelaahan kepustakaan
·
Definisikan masalah
·
Rumuskan tujuan penelitian
·
Kumpulkan data
·
Evaluasi data
·
Tuliskan laporan
|
|
Penelitian Deskriptif
|
Membuat pencandraan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
|
·
Tidak perlu mencari hubungan, menguji
hipotesis dan membuat ramalan
·
Mencari informasi tentang gejala yang
ada
·
Definisikan dengan jelas tujuan yang
akan dicapai
·
Rencanakan cara pendekatannya
·
Kumpulkan data
·
Laporan
|
|
Penelitian Perkembangan
|
Untuk menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu
|
·
Memusatkan pada studi mengenai
variabel-variabeldan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun
·
Definisikan masalahnya
·
Lakukan penelaahan kepustakaan
·
Rancangan cara pendekatan
·
Kumpulkan data
·
Evaluasi data yang terkumpul
·
Susun laporan mengenai evaluasi itu
|
|
Penelitian Kasus dan Lapangan
|
·
Penelitian mendalam mengenai unit
sosial yang hasilnya merupakan gambaran lengkap tentang unit tersebut
·
Meneliti jumlah unit yang kecil
tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya
|
·
Rumuskan tujuan yang akan dicapai
·
Rancangan cara pendekatannya
·
Kumpulkan data
·
Organisasikan data dan informasi
menjadi unit studi yang koheren
·
Susun laporan
|
|
Penelitian Korelasional
|
Untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi
|
·
Dilakukan untuk variabel yang
diteliti rumit
·
Memungkinkan pengukuran beberapa
variabel dan saling hubungannya secara serentak
·
Apa yang diperoleh adalah taraf atau
tinggi rendahnya hubungan atau tidak adanya hubungan.
·
Definisikan masalah
·
Lakukan penelaahan kepustakaan
·
Rancang cara pendekatannya
·
Kumpulkan data
·
Analisis data
·
Tuliskan laporannya
|
|
Penelitian Kausal-Komparatif
|
Untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat
yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu
|
·
Bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung
·
Definisikan masalah
Lakukan
penelaahan
|
·
Rumuskan hipotesis
·
Rumuskan asumsi yang mendasari
hipotesis
·
Rancang cara pendekatannya
·
Validasikan teknik untuk mengumpulkan
data dan interpretasikan dalam cara yang jelas dan cermat
·
Kumpulkan dan analisis data
·
Susun laporannya
|
Penelitian Eksperimental-Sungguhan
|
Untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengenalkan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompokn kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan
|
·
Memusatkan usaha pada pengontrolan
varians
·
Tujuannya untuk internal dan
eksternal validity
·
Lakukan survei kepustakaan
·
Identifikasi dan definisi masalah
·
Rumuskan hipotesis
·
Definisikan pengertian dasar dan
variabel utama
·
Susun rencana eksperimen
·
Laksanakan eksprimen
·
Atur data kasar
·
Terapkan test signifikasi
·
Buat interpretasi mengenai hasil
testing dan susun laporannya.
|
|
Penelitian Eksperimental Semu
|
Untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi
yang diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan
untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan
|
·
Secara khas mengenai keadaan praktis
·
Mempunyai perbedaan yang kecil dengan
penelitian eksperimen sungguhan
·
Sama dengan penelitian eksperimen
sungguhan
|
|
Penelitian Tindakan
|
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung didunia kerja
|
·
untuk situasi aktual dalam dunia
kerja
·
Menyediakan rangka kerja yang teratur
untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru
·
Fleksibel dan adaptif
·
Definisikan masalah
·
Lakukan penelaahan kepustakaan
·
Rumusan hipotesis atau strategi
pendekatan
·
Aturlah research setting
·
Tentukan kriteria evaluasi
·
Analisis data yang terkumpul
Tuliskan laporan
|
D. JENIS PENELITIAN
Secara umum, penelitian dibagi atas dua jenis, yaitu
penelitian dasar dan penelitian terapan.
1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar
atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian
atau keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan
tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar
adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang atau serta
hubungan-hubungan. Pengetahuan umum ini untuk memecahkan masalah-masalah
praktis, jadi tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah
tersebut.
2. Penelitian Terapan (Applied Research/Practical Research)
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati,
sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk
digunakan dengan segera pada keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu
sebagai suatu penemuan yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru
dari penelitian yang telah ada.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada
hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktek-praktek
yang ada. Penelitian terapan diharapkan hasilnya diperoleh dalam waktu
dekat/secepatnya, karena bila penelitiannya cukup lama maka diragukan hasilnya
sudah kadaluarsa.
Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Penelitian
adalah suatu proses mencari suatu kebenaran yang menghasilkan dalil atau hukum.
Dalam hal lain bahwa penelitian merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Dalam permasalahan penelitian
ini ada dua bentuk dalam teknik penelitian ini yaitu penelitian kuatitatif dan
penelitian kualitatif.
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah. Oleh
karena itu penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang memiliki kriteria
seperti: berdasarkan fakta, bebas prasangka, menggunakan prinsip analisa,
menggunakan hipotesa, menggunakan ukuran objektif dan menggunakan data
kuantitatif atau yang dikuantitatifkan.
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan meggunakan metode kualitatif
merupakan penelitian yang bersifat non ilmiah yang datanya bersifat kualitatif.
Penelitian ini bukan penelitian ilmiah tetapi penelitian yang bersifat alamiah.
E. DATA PENELITIAN
Data
adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan
menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Misalnya data jumlah
penduduk, data berat badan, data sikap konsumen, data laporan keuangan, dan
lain-lain.
Jenis-jenis
data adalah sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk bukan angka, tetapi berbenttuk kata, kalimat, atau gambar atau bagan.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah sebagai
berikut:
a. Data
Nominal
Data Nominal adalah data hasil penggolongan atau kategorisasi
yang sifatnya setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang
diberikan hanya sebagai simbol saja dan tidak menunjukan tingkatan tertentu.
Misalnya:
Laki-laki = 1 dan perempuan = 2
Dari contoh di atas, 2 tidak lebih tinggi dan 1 tidak lebih
setara.
b. Data Ordinal
Data Ordinal adalah data hasil kategorisasi yang sifatnya
tidak setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang
diberikan menunjukan peringkat dan tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak
memperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa berbeda-beda. Misalnya:
Nilai A = 1 Nilai B = 2 Nilai C = 3
Pada contoh di
atas, 1 lebih tinggi dari 2, dan 2 lebih tinggi dari 3
c. Data
Interval
Data interval adalah data bukan dari hasil kategorisasi dan
dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data
yang sama. Walaupun dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai
nilai nol (0) absolut, maksudnya angka 0 tetap ada nilainya. Contohnya dalam
pengukuran suhu. Data ini dapat dibuat menjadi tipe ordinal yang menggunakan
peringkat seperti dalam pengukuran skala likert. Misalnya:
Sangat Setuju = 5 Setuju
= 4 Ragu-ragu = 3
Tidak Setuju = 2 Sangat
Tidak Setuju = 1
d. Data
Rasio
Data Rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan
aritmatika dan menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0)
absolut, maksudnya angka nol (0) benar-benar tidak ada nilainya. Contohnya
dalam pengukuran berat badan, jika beratnya 0 kg berarti tidak ada bobotnya.
Tipe data ini misalnya data berat badan, tinggi badan, data keuangan
perusahaan, data nilai siswa, dll.
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari arti kata kedua istilah tersebut
segera dapat dikemukakan pengertiannya demikian:
1. "Metode
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data"
"Cara"
menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang
kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai
metode-metode penelitian adalah: angket(questionnaire), wawancara
atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian
atau tes (test),dokumentasi (documentation), dan
lain sebagainya.
2. Instrurnen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
"Instrumen
penelitian" yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran
yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar
cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview
guideatau interview schedule), lembar pengamatan atau
panduan pengamatan (observation sheet atauobservation
schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan
"ter" saja, inventors (invertory),skala (scale), dan
lain sebagainya.
Melihat
daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas,
terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada
metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen
tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode
angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih
metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut
pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara
menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya,
merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh
responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok (ü) pada
tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi "daftar cocok" sebenarnya
merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda
cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen
merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan
data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen
pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang
dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis
instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Jika
daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan
dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen
Pengumpulan Data
NO
|
JENIS METODE
|
JENIS INSTRUMEN
|
1
|
Angket (questionnaire)
|
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
|
2
|
Wawancara (interview)
|
Pedoman wawancara (interview
guide)
Daftar cocok (checklist)
|
3
|
Pengamatan/Observasi (Observation)
|
Lembar Pengamatan, panduan
pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation
schedule), (checklist).
|
4
|
Ujian/Tes (test)
|
Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori(inventory).
|
5
|
Dokumentasi
|
Daftar cocok (checklist)
Tabel
|
Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa:
1. Inventors dapat digunakan sebagai
angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya
"ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang
berkedudukan seperti tes.
2. Daftar cocok (checklist) dapat
digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih
menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan
jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang
disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam
buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh
penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam
bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan
contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.
1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan
pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan
respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan
respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket
dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a. Angket
terbuka
adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket
terbuka digunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga
kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Menggali
informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat
pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak
yakni pada responden dan pada peneliti:
(1).
Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau
keadaannya.
(2).
Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan
hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.
b. Angket
tertutup
adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
c. Angket
campuran
yaitu
gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh
pertanyaan angket campuran:
1)
Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan
bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a.
Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b.
Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2)
Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
1. Materi pelajaran .....hari
2. Metode mengajar .....hari
3. Pemilihan dan penggunaan media .....hari
4. Penyusunan alat evaluasi .....hari
2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket
dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan
dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum
mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam
pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (√). Dengan keterangan tersebut tampaknya
angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namur
demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok bukanlah angket.
Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok
peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden
dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang
bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa
pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah
daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen
pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang
disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of
Educational Evaluation disebutkan: The term scale in
the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning
"ladder" or “flight of stairs". Hence,
anything with gradation can be thought of as "scaled".
Skala banyak digunakan untuk mengukur
aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain
skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis
instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk
hal-hal umum (general inventories, misalnyaMinnesota
Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk
aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach
Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior -
FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian
pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan
instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga
mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti
kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta
masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang
tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang
tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak
problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya
rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat
belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya
dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen
untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat
terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek
kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut.
Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan
seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus.
Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu
melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen
tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas
merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas,
alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan.
Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan
skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti
dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu
- Kadang-kadang - Tidak Pernah
dan dapat pula memperbesar rentangan
menjadi lima tingkatan:
Misalnya:
Sangat
setuju
|
Setuju
|
Abstain
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak Setuju
|
(SS)
|
(S)
|
(A)
|
(TS)
|
(STS)
|
Pemilihan
alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka
instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan
menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang
dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai
tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah
Dalam Menyusun Instrumen
Secara
umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai
berikut:
Mengadakan
identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul
penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
1. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian
variabel.
2. Mencari indikator setiap sub atau bagian
variabel.
3. Menderetkan deskriptor dari setiap
indikator.
4. Merumuskan setiap deskriptor menjadi
butir-butir instrumen.
5. Melengkapi instrumen dengan (pedoman
atau instruksi) dan kata pengantar.