Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Sebenarnya pada setiap persalinan ada 5P (faktor) yang harus diperhatikan :
1.
Jalan lahir (passage)
2.
Janin (Passanger)
3.
Tenaga atau kekuatan (Power)
4.
Psikis ibu
5.
Penolong
- Power
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan
tersebut meliputi :
a.
His ( kontraksi uterus )
Adalah kekuatan kontraksi
uterus karena otot otot polos rahim bekeraj debgan baik dan sempurna .Sifat his
yang baik dalah kontraksi simetris ,fundus dominan ,terkoordinasi,dan
relaksasi.Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan
kontraksi fisologis lainnya ,bersifat nyeri.Tiap his di mulai sebagai gelombang
dari salah satu sudut di mana tuba masuk ke dalam dinding uterus .Di tempat
tersebut ada suatu pace maker darai mana gelombang tersebut berasal.
Kontraksi ini bersifat involunter karean berada di bawah
pengaruh saraf intrinsik.Iini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis
terhadap frekuensi dan durasi kontraksi .Kontraksi uterus juga bersifat
intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di anatraa kontraksi, fungsi
penting relaksasi ,yaitu :mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan
istirahat bagi ibu ,mempertahankan kesejahteraa bayi karena uterus menyebabkan
kontriksi pembuluh darah plasenta.
1.
Pembagian his dan sifatnya :
a. His
pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak teratur ,menyebabkan keluarnya
lendir darah atau bloody show
b. His
pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan serviks ,semakin kuat ,teratur dan
sakit
c. His
pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat kuat, teratur, simetris
,terkoordinasi .
d. His pelepasan
plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka plasenta
e. His pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih
sedikit nyeri ,terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari
2.
Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan obeservasi :
a. Frekunsi
his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per menit per 10 menit
b.
Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)
c. Durasi
(lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di tentukan dalam detik
,misalnya 50 detik
d. Interval his :
jarak antara his yang satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit .
3.
Identifikasi his / kontraksi
Jika persalinan slah di
diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat
persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin berada dalam
bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan
palsu dan persalinan sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di
buat berdasrakan kontraksi yang terjadi
Tabel 2.1
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski persalinan palsu
kontraksi pada persalinan sejati
|
kontraski persalinan palsu
|
Kontraksi terjadi dengan interval
|
Kontraksi terjadi dengan
interval tidak teratur
|
Interval secra bertahap memendek
|
Interval tetap lama
|
Nyeri di pinggung dan abdomen
|
Nyeri perut di bawah
|
Servik membuka
|
Servik belum membuka
|
Nyeri tidak hilang dengan sedasi
|
Nyeri mereda dengan sedasi
|
4.
Perubahan perubahan akibat his
a. Pada
uterus :uterus terba keras / padat karena kontraksi.Sejak kehamilan lanjut
dengan jelas terdiri dari 2 segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen
atas di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah yang terjadi di isthmus
uteri.Pada saat kontraksi segmen atas memegang peranan aktif dan didndingya
menjadi tebal ,dan mendorong anak untik keluar .Sedangkan segmen bawah memegang
peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dam dilatasi sehingga menjadi saluran
tipius dan teregang karena akan di lalui oleh bayi .Karena segmen atas dan
bawah menjadi jelas.Batas ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis
.Jika segmen sangat di regang maka lingkaran retraksi patologis atau lingkaran
bandl
b. Pada servik:his membut
serviks menjadi menipois dan memendek yang di sebut effacement
c. Pada janin:perukaran oksigen
pada sirklulasi uteroplasenter kurang,sehingga timbul hipoksia lama maka
terjadi gawat janin.
d. Pada ibu :meneyebabkan rasa
sakit .Bersamaan dengan setiap kontraksi,kandung kemih ,rectum ,tulang belakang
,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim.Berat dari kepala bayi
ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.
Umumnya ,rasa sakit kontraksi
mulai dari bagian bawah punggung ,kemudian menyebar ke bagian bawah perut
,mungkin juga menyebar ke kaki.Rasa sakit mulai seperti sedikit tertusuk ,lalu
mencapai puncak,kemudian menghilang bseluruhnya .Sebagian besra ibu
merasakannya seperti kram haid yang parah.Ada juga yang merasakan nnya
sepertigangguan saluran pencernaan atau mulas diare.Secara medis ,sakit
kintraksi di ktegorikan bersifat tumpul yang di sebut visceral dull anching .
Sakit kontraksi dalam
persalinan merupakan nyeri primer .Daerah yang mengalami nyeri primer ,antara
lain pinggang ,punggung,perut,dan pangkal paha.Sebagian efek kontraksi ,timbul
juga nyeri sekunder,seperti mual,pusing,sakit kepala,mintha,tubuh gemetar,panas
,dingin ,kram,pegal pegal dan nyeri otot.
Selain sakit akibat kontraksi
,asakit lain terjadi saat kepala bayi mulai muncul di vagina .Jaringan antara
vagina dengan anus (perineum) teregang samgat kencang akibat perobekan jaringan
.Sebagian besra ibu merasakn seolah olah bagian bawahnya setelah sembelitsatu
bulan .Secara medis,sakit tenggorokan bersifat tajam dan panas yang di sebut juga
tergantung pada ambang nyeri dari
penderita yang di tentukan oleh keadaan jiwanya .
b.
Tenaga mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan
setelah ketuban pecah atau di pecahkan ,serta sebagian presentasi sudah berada
di dasar panggul ,sifat kontraksi berubah ,yakni bersifat mendorong keluar di
bantu dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunter.Keinginan
mengedan ini di sebabkan karena :
1. Kontraksi otot
otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal dan
tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk
mendorong keluar
2. Tenaga ini
serupa dengan tenaga mengedan sewaktu waktu buang air besar (BAB) ,tapi jauh
lebih kuat .
3. Saat kepala
bayi sampai kedasar panggul ,timbul reflex yang mengakibatkan ibu menutup
glotisnya ,mengkintraksikan otot otot perut dan menekan diafragma nya ke bawah
4. Tenaga mengejan
ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his
5. Tanpa tenaga
menegedan bayi tidak akan lahi
2. Passage
Passage atau
jalan lahir di bagi menjadi 2 .
a.
Bagian keras :tulang panggul
b.
Bagia lunak : otot otot dan ligament ligament
1.
Bagian keras :panggul
a.
Tulang panggul
Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :
1. Dua os coxae
(tulang pangkal paha )
a. Os ilium
(tulang usus) terdiri dari : crista iliaca ,spina iliaca anterior superior
(SIAS) dan spina iliaca posterior superior (SIPS) ,spina iliaca posterior
inferior (SIPI),spina iliaca anterior inferor (SIAI),incisura ischiadi mayor
,linea inominata,corpus os ilii.
2. Os pubis
(tulang kemaluan ) terdiri dari :foramen obtutarium,ramus superior ossis
pubis,ramus inferior ossis pubis ,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber culum
pubicum,arcus pubis ,simfibis pubis .
3. Os sacrum (
tulang kelangkang) terdiri dari :promontorium,foramen scralia anterior ,crista
scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra lumbalis
4. Os coccygeus (tulang
tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.
b.
Ruang panggul
Ruang panggul terdiri dari:
1.
Pelvis mayor (false pelvis ) :bagian di atas pintu atas panggul tidak berkaitan
dengan persalinan
2.
Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari :
a. Pintu
atas panggul (PAP) di sebut pelvic inlet
Batasan PAP adalah promontorium ,sayap sacrum ,linea inominta,ramus
superior osis pubis ,dan pinggir atas syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah
1. Ukuran muka
belakang (conjugate vera)
Jaraknya dari promontorium ke
pinggir atas sympisis,ukuran normalnya 11 cm.Ukuran ini adalah ukuran yang
terpenting dalam panggul .Conjugata vera tidak dapat di ukur langsung ,tapi
dapat di perhitungkan dengan mengurangi conjugate diagnolis (dari promontorium
ke pinggir bawah sympisis ) sejumlah 1,5
2 cm.(CV=CD1,5)
2.
Ukuran melintang (diameter tranversa )
Merupakan ukuran terbesar
antara linea innominata di ambil tegak lurus pada conjugate vera ,ukurannya
12,5 cm 3,5 cm
3.
Ukuran serong (diameter oblique)
Dari artilulatio sakroiliaka
ketuberculum pubicum dari belajan panggul yang bertentangan .Ukurannya 13 cm
4.
Bidang tengah panggul terdiri atas bidang luas dan bidang sempit panggul
Bidang luas panggul terbentang
antara symphisis ,pertengahan acetabulum , dan pertemuan antara ruas sacral II
dan III .Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.Karena
tidak ukuran yang kecil ,bidang ini tidak menimbulkan kesulitan dalam
persalinan dan biasanya tidak di ukur .
Bidang sempit panggul terdapat
setinggi pinggir bawah simphisis ,ke dua spina inciadica dan memotong sacrum ±
1-2 cm di atas ujung sacrum .Ukuran muka belakang 11,5 cm ,ukuran melintang 10
cm , dan diameter sagitalis posteror ialah dari sacrum ke pertengahan antara
spina aschiadica 5 cm.
5. Pintu bawah
panggul (PBP) atau di sebut pelvic outlet
Pintu bawah panggul bukan
suatu bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama,ialah garis
yang menghubungkan ke dua tuber ischiadicum kiri dan kanan.Puncak dari segitiga
yang belakang adalah jung os sacrum ,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum
kiri dan kanan.Segitiga di depan di batasi oleh arcus pubis
Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :
a. Ukuran
muka belakang :dari pinggir bawah symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
b. Ukuran
melintang :antara tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5)
c. Diameter
sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5)
c.
Bidang hodge
Ukuran menentukan berapa
jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul ,maka hodge telah
menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul .
1. H I :
sama dengan pintu atas panggul
2. H II
:sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis
3. H
III:sama dengan H I melalui spina isciadica
4. H IV
:sama dengan H I melalui ujung os coccyges
d.
Ukuran ukuran panggul
1.
Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :
·
Pengukuran
secara klinis
Pintu atas panggul (PAP)
Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah ,melalui konkavitas dari
sacrum ,jari tengah di gerakkan ke atas sampai dapat meraba prontorium .Sisi
radial dari jari telunjuk di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis dan tempat
ini di tandai dengankuku jari telunjuk tangan kri .Promontorium hanya bisa
tercapai oleh jari kita dengan
pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit .Pada panggul dengan ukuran normal
,promontorium tidak tercapai,ini menandakan bahwa CV cukup besar .Hal ini dapat
di ketahui dengan.
a.
Pemeriksaan luar
Kalau kepala dengan ukuran
terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya sebagian kecil saja dari kepal yang
dapat di raba dari luar symphisis .Kedua tangan yang di letakkan pada pinggir
bagian kepala ini divergent .
b. Pemeriksaan
dalam
Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau lebih rendah .
Ø Bidang
tengah panggul
Ukuran bidang tengah panggul
tidak dapat diukur secara klinis dan memerlukan pengukuran rontgenologis
Ø Bidang bawah
panggul
Diameter tranversa ,diameter
sagitalis posterior dan anterior dapat di ukur dengan pelvimeter dari
thoms.Pengukuran ini adalah pangukuran yang kasar karena tuber ischii tertutup
oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke orang .
· Pelvimetri rontgenologis
· Pita meter
· Jangka panggul
2.
Ukuran panggul luar
a.
Distantia spinarium,yaitu jarak antara spina iliaca anterior supserior kiri dan
kanan (23 cm - 26 cm)
b.
Distantia cristatium ,yaitu jarak yang terjauh antara crista iliaca kakan dan
kiri (26 cm - 29 cm )
c.
Lingkar panggul ,yaitu : dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trochanter mayor sepihak ,lalu kembali
melalui tempat yang sama ,di pihak lain (80 cm – 90 cm )
d.
Conjugate externa (boundeleque) yaitu jarak antara pinggir atas symphisis dan
ujng prosesus spinosus ruas lumbal ke V (18 cm – 20 cm )
3.
Bentuk panggul
Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :
a.
Ginekoid : paling ideal ,bemtuk hampi bulat .Panjang diameter anterosposterior
kira kira sama dengan diameter tranversa
b.
Android:bentuk hampir segitiga.Umumnya laik laki mempunyai jenis panggul ini
.Panjang diameter anterosposterior
hamper sama dengan diameter tranversa ,akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum
c.
Anthropoid :bentuknya agak lonjong seperti telur panjang diameter
anterosposterior lebih besar dari pada diameter tranversa
d.
Platipeloid :jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang
2.
Bagian Lunak
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang meliputi
dinding panggul sbeelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi
panggul dari bawah membentuk dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.
a.
Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas
·
Pars
muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak ke belakang dan merupakan
suatu sekat yang ditembus oleh rectum. Musculus levator ani kiri dan kanan
sebetulnya terdiri atas tiga bagian:
1.
Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum anococcygeum
2.
Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus levator ani ke os
coccigeus dan septum anococcygeum
3.
Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir sacrum dan os
coccygeus
· Pars membrancea, yaitu
diafragma urogenital, antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah
berbentuk segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat
yang disebut diafragma urogenital. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul
disebelah depan, dan pada perempuan sekat ini ditembus oleh uretra dan vagina.
Diafragma pelvis ini menahan genetalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot
rusak aau lemah, misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut,
mungkin genetalia interna turun (prolaps)
b. Perineum
Merupakan bagian permukaan
dari pintu bawah panggul daerah ini terdiri dari dua bagian:
1. Region analis
disebelah belakang. Disini terdapat musculus spincter ani externus yang
mengelilingi anus.
2. Regio
urogenital, disini terdapat:
a. Musculus
bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva
b. Musculus
ischio cavernosus
c. Musculus transverses
perinea superficial
3. Passenger
Janin
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor yakni kepala janin,
presentasi, leak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta harus melewati jalan
lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin.
Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal (Sumarah, 2010)
1.
Kepala Janin
Kepala janin adalah bagian
yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan
luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan
lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.
Kepala bayi terdiri dari:
a.
Bagian muka, terdiri dari
1.
Tulang hidung (os nasale)
2.
Tulang pipi (os zygomatikum)
3.
Tulang rahang atas (os maxilare)
4.
Tulang rahang bawah (mandibulare)
b.
Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian
tengkoraklah yang paling depan
Yang membentuk bagian tengkorak adalah
1. Tulang dahi (os
frontale) 2 buah
2. Tulang ubun
ubun (os parietale) 2 buah
3. Tulang pelipis
(os temporale) 2 buah
4. Ulang belakang
kepala (os occipitale)
c.
Sutura
Sutura adalah sela-sela diantara
tulang yang ditutupi oleh membrane. Kegunaannya
1.
Memungkinkan terjadinya maulage
2.
Dapat mengetahui posisi kepala janin
Macam-macam sutura:
1.
Sutura sagitalis: terletak diantara
kedua os parietal
2.
Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal
3.
Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os parietal
4.
Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan
d.
Fontanel/ubun-ubun
Merupakan pertemuan bberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel
terdiri dari dua macam:
1. Fontanel
mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan pertemuan anatara sutura
sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel
ini menutup pada usia bai 18 bulan.
2. Fontanel
minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura
sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup pada
usia bayi 6-8 minggu.
e.
Ukuran-ukuran kepala bayi
1.
Ukuran muka belakang
a. Diameter
suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm
b. Diameter
suboccipito frontalis : 11cm
c. Diameter
fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala):
12 cm
d. Diameter
mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5
cm
e. Diameter
Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm
2. Ukuran
melintang
a. Diameter
biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalia): 9 cm. Pada
letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas
panggul (conjugate vera)
b. Diameter
bitemporalis (jarak yang terbesar antara suura-coronaria kanan kiri): 8 cm.
Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
3. Ukuran
Lingkaran
a.
Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm
b.
Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm
c.
Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala besar) 35 cm
2. Letak janin dalam uterus
Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan. Beberapa letak
seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika tidak diperbaiki
maka berbahaya bagi ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan
mengandung 4 pengertian:
a.
Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah
janin, yang dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam pada
persalinan.
Misalnya:
presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang
Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala
b. Posisi
Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut
atau jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi
kehamilan: Punggung kiri
c.
Letak/situs
Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Misalnya letak
memanjang atau membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Ini bisa
letak kepala, atau letak sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus pada
sumbu ibu.
Misalnya: letak memanjang, letak melintang
d. Habistus/sikap
Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Janin pada
umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan kaki
didalam keadaan fleksi. Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi
3.
Plasenta
Plasenta merupakan organ yang
luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi,
lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum
dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selmaa kehidupan intrauterine.
Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalh alat yang
sangat pnting bagi janin Karen merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan
anak atau sebaliknya.
Struktur
Plasenta
1.
Bagian janin/permukaan fetal (fetal portion)
Cirri-ciri permukaan fetal
Terdiri permukaan fetal:
· Terdiri dari vili
· Menghadap ke janin
· Warnanya keputih putihan dan
licin karena tertutup oleh amnion. Di bawah amnion Nampak pembuluh-pembuluh
darah
2.
Bagian ibu/permukaan maternal (maternal portion)
Cirri-ciri permukaan maternal:
· Terdiri dari desidua compacta
dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut lepas dengan plasenta
· Menghadap ke dinding rahim
· Warnanya merah dan terbagi
oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon
· Permukaa kasar beralur-alur
3.
Letak Plasenta
Letak plasenta pada umunya
pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini
fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas , sehingga lbih
banyak tempat berimplantasi
4.
Bentuk dan ukuran plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau
oval. Ukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang
tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri mengandung
darah kotor dan vena mengandung darah bersih)
Biasanya plasenta akan
terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion
telah mengisi seluruh rongga rahim.
Meskipun ruang amnion membesar
sehingga amnion tertekan kea rah korion, anmun amnion hanya menempel saja tidak
sampai melekat pada korion.
5.
Fungsi plasenta
a.
Nutrisasi
Plasenta sebagai alat nutritive. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin
dengan jalan:
-
Difusi air
dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat
jenis abhan makanan maka makin lambat system difusi
-
Sistem
enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis e bentuk
aslinya dalm bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:
· Protein dipecah menjadi asam
amino
· Lemak dipecah menjadi asam
lemak
· Hidrat arang dipeah menjadi
glukosa
· Glikogen dipecah menjadi
fruktosa
· Vitamin dipecah menjadi bentuk
yang lebih kecil
· Obat-obatan
-
Pinositosis
caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan
albumin
b.
Ekresi
Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan
baik sebagai alat pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang
dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresikan adalah
karbondioksida (CO2). Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh
merah diganti relative sering. Terdapat pemecahan jaringan yang terpisah serta
jumlah urea dan asam urat yang diekskresikan sangat sedikit.
c.
Respirasi
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin
(F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah
melepaskan karbondioksida melaui system difus dalam plasenta. Dengan adanya
perbedaan afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat
pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin tinggi konsentrasi adult haemoglobin
(A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.
d.
Produksi
Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta (Heffner&Schust, 2006)adalah:
1.
Korionik gonadotropin
· Merangsang korpus luteum
menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap menengeluarkan estrogen dan
progesterone. Korpus luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.
· Bersifat khas kehamilan
sehingga dapat dipakai sebagai hormone tes kehamilan.
· Puncaknya tercapai pada hari
ke-60
· Setelah persalinan, dalam urin
tidak dijumpai lagi.
2.
Korionik somato-mammotropin
· Hormon untuk metabolisme
protein
· Bersifat laktogenik dan
luteotropik
· Menimbulkan pertumbuhan janin
· Mengatur metabolisme karbohidrat
dan lemak
3.
Estrogen Plasenta
· Dalam bentuk estradiol,
estriol dan estron
· Pertumbuhan dan perkembangan
otot rahim
· Retensi air dan garam
· Perkembangan tubulus payudara
sebagai pengganti ASI
· Melaksanakan sintesis protein
4.
Progesteron
· Permulaan hamil dibuat oleh
korpus liteum dan plasenta
· Pemenang otot rahim selama
hamil
· Bersama estrogen mengaktifkan
tubulus dan alveolus payudara
· Meghalangi proses pematangan
folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran
LH
e.
Imunisasi
Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur
4bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu
melalui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan
melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
f.
Barrier
Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai
barrier terhadap beberapa bacteria atu virus. Demikian juga obat yang dapat
membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk
melalui plasenta.
4. Psikologis
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses
persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya
cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding dengan ibu
bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh tehadap kelancaran proses
persalinan
Perubahan psikologis dan prilaku ibu, terutama
yang terjadi selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1 persalinan
memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki
masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang primigravida yang
pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus disadari dan
tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan memberikan pertolongan
persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin mengharapkan penolong yang dapat
dipercaya dan dapat memberikan bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.
Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga
dipengaruhi oleh dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong,
fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya merupakan bayi
yang diharapkan atau tidak.
5. Pysian/penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat
bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal
dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan
atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi
Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan,
tetapi aspek konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu
bersalin untuk megurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.
Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam
proses persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji
perkembangan persalinan memberitahu perkembangannya baik fisiologis maupun
patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan
yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan
kegelisahan dan kecemasan pada ibu dan keluarga.
EVALUASI
1. Hal yang dilakukan bidan jika
diketahui ibu bersalin mengalami kesempitan panggul adalah…
A.
Melakukan rujukan.
B.
Memberikan pertolongan persalinan mandiri.
C.
Melakukan pertolongan persalinan di rumah pasien.
D. Semua
jawaban salah.
2.
Dasar panggul gynecoid adalah bentuk panggul yang khas bagi wanita dan
normal untuk dilalui bayi dengan mempunyai ciri…….
A. Bila diukur diameter sagitalis
posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagitalis anterior dan pubis luas.
B.
Bila diukur diameter sagitalis posterior jauh lebih pendek dari diameter
sagitalis anterior.
C.
Bila diukur diameter antero posterior dari PAP lebih besar dari diameter
tranversa hingga bentuk PAP lonjong ke depan
D. Bila
diukur teraba segmen anterior lebar, sacrum melengkung, incisura ischiadica
lebar.
3. His atau tenaga mengejan
merupakan faktor....
A. Passage
B. Power
C. Passanger
D. Ukuran panggul
4.
Diketahui, ibu terlihat dehidrasi, his semakin berkurang. Berdasarkan
peristiwa tersebut, faktor apakah yang mempengaruhi keadaan ibu?
A. Passage
B. Passenger
C.
Power
D. Psikologis
5. Plasenta termasuk faktor…
A. His
B. Kekuatan mengejan/ Power Ibu
C. Passage dan passenger
D. Peningkatan prostaglandin