Kamis, 12 September 2013
penyakit lupa
Lupa dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang wajar, karena sumber
perhatian begitu banyak. Hal ini tidak ada kaitannya dengan kondisi
kesehatan saraf. Tetapi, ketika semua faktor pemecah atensi itu sudah
dikesampingkan dan seseorang masih lupa juga, dan lupanya bersifat
kronis, menurut dr. Muhammad Radhian Arief, Sp.BS, spesialis bedah saraf dari RSCM, Jakarta, berarti ada sesuatu yang salah.
Pusat memori ada di otak, namanya sistem limbik. Fungsinya, menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga pusat memori. “Karena otak kita merupakan jejaring yang sangat kompleks, kabel saraf itu juga berhubungan ke daerah lain, seperti jaringan yang terkait dengan fungsi kognitif dan komunikasi. Kalau kedua hal itu ikut terganggu, maka harus curiga ada sesuatu yang terjadi di pusat lupa itu, ibaratnya kabel yang rusak, ada fungsinya yang tidak jalan,” jelas dokter yang akrab disapa dr. Andra.
Kapan pikun itu bisa disebut parah? Ketika menjadi gejala patologis, yang biasanya disertai dengan gejala lain. “Saking parahnya, seseorang itu bahkan menemukan kesulitan untuk melakukan aktivitas hariannya, seperti, makan, berpakaian, mandi, dan sebagainya. Kondisinya jauh lebih berat daripada yang kita pikirkan,” tutur dr. Andra.
Lupa yang patologis itu disebut juga dengan sindrom dementia. Sindrom ini tidak hanya menimpa orang tua, tetapi juga bisa kalangan orang muda. Menurut dr. Andra, sebenarnya dementia bukan penyakit, tapi kumpulan gejala yang terjadi karena kerusakan otak, yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Gejala lainnya, selain lupa, yakni, intelektual turun, sulit berkomunikasi, dan lupanya bersifat progresif.
Di luar negeri, kejadian dementia yang tertinggi adalah disebabkan oleh Alzheimer. Jumlahnya di atas 50 persen. Namun tidak demikian dengan di Indonesia. Menurut dr. Andra, penyebab selain Alzheimer, yakni penyakit-penyakit berbahaya yang menyebabkan kerusakan otak, di Indonesia jumlahnya cukup tinggi. Beberapa penyakit itu, antara lain, tumor otak, infeksi pada otak, trauma kepala (akibat benturan atau kecelakaan), TBC, dan stroke.
Pusat memori ada di otak, namanya sistem limbik. Fungsinya, menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga pusat memori. “Karena otak kita merupakan jejaring yang sangat kompleks, kabel saraf itu juga berhubungan ke daerah lain, seperti jaringan yang terkait dengan fungsi kognitif dan komunikasi. Kalau kedua hal itu ikut terganggu, maka harus curiga ada sesuatu yang terjadi di pusat lupa itu, ibaratnya kabel yang rusak, ada fungsinya yang tidak jalan,” jelas dokter yang akrab disapa dr. Andra.
Kapan pikun itu bisa disebut parah? Ketika menjadi gejala patologis, yang biasanya disertai dengan gejala lain. “Saking parahnya, seseorang itu bahkan menemukan kesulitan untuk melakukan aktivitas hariannya, seperti, makan, berpakaian, mandi, dan sebagainya. Kondisinya jauh lebih berat daripada yang kita pikirkan,” tutur dr. Andra.
Lupa yang patologis itu disebut juga dengan sindrom dementia. Sindrom ini tidak hanya menimpa orang tua, tetapi juga bisa kalangan orang muda. Menurut dr. Andra, sebenarnya dementia bukan penyakit, tapi kumpulan gejala yang terjadi karena kerusakan otak, yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Gejala lainnya, selain lupa, yakni, intelektual turun, sulit berkomunikasi, dan lupanya bersifat progresif.
Di luar negeri, kejadian dementia yang tertinggi adalah disebabkan oleh Alzheimer. Jumlahnya di atas 50 persen. Namun tidak demikian dengan di Indonesia. Menurut dr. Andra, penyebab selain Alzheimer, yakni penyakit-penyakit berbahaya yang menyebabkan kerusakan otak, di Indonesia jumlahnya cukup tinggi. Beberapa penyakit itu, antara lain, tumor otak, infeksi pada otak, trauma kepala (akibat benturan atau kecelakaan), TBC, dan stroke.
Rabu, 21 Agustus 2013
SISTEMATIKA PENYUSUNAN STUDI KASUS
SISTEMATIKA PENYUSUNAN STUDI KASUS
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berisi
penjelasan tentang kasus yang diangkat dalam studi kasus. Diawali dengan alasan
memilih kasus yang didukung oleh data dan pustaka yang relevan. Diakhiri dengan
pernyataan tentang apa yang diharapkan dari penyusunan KTI tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Memuat
penjelasan tentang permasalahan yang timbul dalam latar belakang sehingga
masalah ini dianggap menarik, perlu dan penting untuk diberikan asuhan
kebidanan. Perumusan masalah diakhiri dengan pertanyaan.
Contoh:
“Bagaimana
asuhan kebidanan pada Ny A dengan kanker serviks di Rumah Sakit X?”
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Diperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
2.
Tujuan Khusus
Mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai evaluasi (penjabaran
7 langkah Varney).
D.
Ruang Lingkup
1. Sasaran
Subjek yang
akan diberikan asuhan kebidanan
2. Tempat
Lokasi pengambilan kasus
3. Waktu
Dimulai dari pembuatan proposal sampai pemberian
asuhan kebidanan berakhir.
E.
Manfaat
Dalam
bidang ini dijelaskan relevansi dan signifikansi asuhan kebidanan untuk ilmu
maupun penerapan yang bersifat praktis.
F.
Metode Memperoleh Data
Dalam
bagian ini dijelaskan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penyusunan studi kasus, meliputi: anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dokumentasi, studi kasus dan telaah dokumen.
G.
Sistematika Penulisan
Dalam
bagian ini dijelaskan urutan-urutan dalam penulisan studi kasus dari mulai Bab
I-V, daftar pustaka, lampiran secara sistematis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori Medis
Berisi:
batasan/definisi, etiologi/faktor predisposisi, fisiologi/patofisiologi, tanda
dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis.
B.
Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Memuat
tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka pikir Varney yang
terdiri dari 7 (tujuh) langkah: pengumpulan data dasar, interpretasi data untuk
mengidentifikasi diagnosa/masalah, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
dan mengantisipasi penanganannya, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien, menyusun rencana asuhan yang menyeluruh, pelaksanaan
langsung asuhan dengan efisien dan aman, dan mengevaluasi.
1.
Pengumpulan data dasar: cantumkan
data-data sesuai teori beserta alasan yang mendasarinya, meliputi data subjektif,
data objektif dan data penunjang
2.
Interpretasi data untuk mengidentifikasi
diagnosa/masalah: tuliskan diagnosa kebidanannya berikut masalah bila ada
3.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial dan mengantisipasi penanganannya: bila ada tuliskan diagnose potensial
yang mungkin muncul akibat diagnosa/masalah yang telah teridentifikasi tersebut
beserta antisipasi penanganannya
4.
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, untuk melakukan konsultasi: tuliskan jika ada kebutuhan tindakan segera,
atau konsultasi/kolaborasi dengan profesi lain
5.
Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh:
tuliskan tindakantindakan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan secara
teori
6.
Pelaksanaan langsung asuhan dengan
efisien dan aman: tidak ada teori mengenai pelaksanaan, sehingga tidak perlu menuliskan
ulang tindakan. Cukup gunakan kata-kata untuk menjelaskan bahwa pelaksanaan
tindakan diupayakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan
kondisi klien
7.
Mengevaluasi: tuliskan kriteria evaluasi/hasil
yang diharapkan yaitu berupa kriteria yang menunjukkan bahwa diagnosa/masalah
telah teratasi sesuai dengan teori.
Contoh pada askeb ibu hamil:
Kriteria
Evaluasi (Saifuddin, 2002; Depkes, 2000)
a. Ibu
hamil mematuhi jadwal kunjungan ulang
b. Ibu
menunjukkan pengetahuan yang adekuat tentang tanda bahaya, kebutuhan nutrisi,
persiapan persalinan, ketidaknyamanan selama hamil dan cara mengatasinya
c. Kadar Hb Sahli 11 gr%
d. Ibu
telah membuat perencanaan persalinan (tempat, biaya, transportasi, pendamping, donor)
C.
Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Peraturan-peraturan,
kompetensi bidan, dan standar pelayanan kebidanan yang berkaitan dengan kasus
yang diambil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Memuat
keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan kebidanan ditulis
sesuai dengan urutan manajemen kebidanan 7 (tujuh) langkah Varney, yaitu mulai
pengumpulan data dasar sampai mengevaluasi.
1. Pengumpulan
data dasar: mencantumkan data-data yang ditemukan pada pengkajian awal kasus
yang mencakup data subyektif maupun obyektifnya, termasuk hasil pemeriksaan
penunjang bila ada.
2. Interpretasi
data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah: tuliskan diagnosa dan masalah
sesuai dengan hasil identifikasi pada saat pengkajian.
a.
Diagnosa: ditegakkan sesuai dengan
nomenklatur kebidanan
b.
Masalah: dirumuskan sesuai kondisi klien
3. Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya: bila ada
4. Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakuka konsultasi: bila ada
5. Menyusun
rencana asuhan yang menyeluruh:
a.
Rencana tindakan disusun berdasarkan
prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan
asuhan secara komprehensif;
b.
Melibatkan klien/pasien dan atau
keluarga;
c.
Mempertimbangkan kondisi psikologi,
sosial budaya klien/keluarga;
d.
Memilih tindakan yang aman sesuai
kondisi klien dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan
memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien;
e.
sumber daya, serta fasilitas yang ada.
6. Pelaksanaan
langsung asuhan dengan efisien dan aman: bentuk tindakan dari perencanaan yang
dibuat sehingga penulisannya berupa kata kerja. (Disertai tanggal pencapaiannya
untuk setiap data)
7. Mengevaluasi:
melaksanakan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien;
a.
Penilaian dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien;
b.
Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan pada klien dan atau keluarga;
c.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan
standar;
d. Hasil
evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien. (Disertai tanggal
pencapaiannya untuk setiap data)
Catatan
perkembangan dengan menggunakan SOAP:
S:
data subyektif (mencatat hasil anamnesa)
O:
data obyektif (mencatat hasil pemeriksaan)
A:
analisa (mencatat diagnosa dan masalah kebidanan)
P:
penatalaksanaan (mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah
dilakukan,seperti: tindakan antisipatif, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif:
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow
up dan rujukan)
BAB IV
BAHASAN
Berisi
perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai
dengan langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu mulai dari pengumpulan data
dasar sampai mengevaluasi.
A.
Pengumpulan Data Dasar
Memaparkan data kasus yang dibandingkan
antara kasus yang ada dengan tinjauan teori, tidak hanya menuliskan data
kemudian disimpulkan ada kesenjangan/tidak ada kesenjangan.
Contoh:
Pengkajian
1.
Umur
Ny A berumur 50 tahun.
(Lowdermilk, et al: 2000), factor predisposisi dari karsinoma serviks salah
satunya adalah usia diatas 40 tahun. … Lanjutkan pembahasan mengenai mengapa usia
> 40 tahun menjadi predisposisi.
2.
Keluhan/gejala
Gejala yang paling
sering ditemukan pada karsinoma serviks adalah keluhan leukorea yang berbau dan
kadang disertai bercak darah seperti menstruasi (Wiknjosastro, 2001: 40). Pada Ny
A, gejala yang dikeluhkan berupa leukorea, dimana ia mengeluh “keputihan” yang
berbau menusuk dan perdarahan diluar siklus haid. Leukorea disertai spoting
pada karsinoma uteri terjadi karena …. (patofisiologi secara teori).
B.
Interpretasi data untuk mengidentifikasi
diagnosa/masalah
Bila pada
diagnosa/masalah tidak ada kesenjangan, maka ungkapkan data-data yang mendukung
penegakkan diagnose tersebut.
Contoh:
Dari hasil pengkajian
ditemukan data fokus: … (uraian data focus yang mengarah pada diagnosa).
Berdasarkan data tersebut maka penulis menegakkan diagnosa Ny . A, 30 tahun, G1
P0 A0, umur kehamilan 32 minggu dengan janin tunggal, hidup, intra uterin,
letak memanjang, puka, presentasi kepala. Diagnosa tersebut secara prinsip
tidak berbeda dengan teori. ….
C.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial dan mengantisipasi penanganannya
Sama dengan pembahasan
pada interpretasi data untukmengidentifikasi diagnosa/masalah
D.
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, untuk melakukan konsultasi
Sama dengan pembahasan pada interpretasi
data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah
E.
Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
F.
Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
1. Bahasan
fokus pada tiap tindakan yaitu alasan mengapa tindakan itu dilakukan, baik itu
ada kesenjangan maupun tidak ada.
2. Bila
ada tindakan yang sudah direncanakan namun ternyata tidak dapat dilaksanakan
atau ada tindakan yang tidak sesuai dengan teori maka dapat diuraikan, serta
diberikan alasan.
G.
Mengevaluasi
Bahasan
fokus pada hasil akhir kasus disertai alasan, kemudian dengan tinjauan teori.
BAB V
PENUTUP
A. Keimpulan,
merupakan sintesa dari hasil bahasan yang dapat menjawab permasalahan dan
tujuan penyusunan studi kasus.
B. Saran,
berupa masukan berdasarkan simpulan. Saran hendaknya bersifat operasional/dapat
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB IV
SISTEMATIKA
PENYUSUNAN PENELITIAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Bab
I Pendahuluan terdiri dari:
A. Latar
belakang, berisi data dari gejala, alasan pemilihan judul dan pentingnya
masalah yangakan dibahas dalam KTI yang didukung dengan data lapangan (melalui
studi pendahuluan) dan dasar teori yang mendukung judul KTI
B. Perumusan
masalah, berisi penjelasan mengenai masalah yang ada dan dibahas dalam KTI
C. Tujuan
penelitian, berisi tujuan yang ingin dicapai dengan penelitian baik tujuan umum
maupun tujuan khusus
D. Manfaat
penelitian, berisi kegunaan atau sumbangan yang diberikan peneliti untuk
kepentingan bersama
E. Keaslian
penelitian, mengungkapkan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan, tetapi
berbeda pada salah satu variabel yang akan diteliti dan rancangan penelitiannya
berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
Merupakan
bab yang memuat ulasan-ulasan teoritis dari berbagai literatur atau pustaka
yang bisa dipertanggungjawabkan, serta hasilhasil penelitian yang relevan dan
terbaru yang disesuaikan dengan tema/judul yang diambil. Teori-teori yang
disusun dalam Bab II ini sebagai acuan yang digunakan dalam pembuatan kerangka
teori dalam bentuk bagan.
B.
Kerangka Teori
1.
Bagian ini memuat garis besar pemikiran teoritis yang akan menuntun peneliti
dalam
melakukan penelitian dan menganalisa data
2. Pada kerangka teori tidak harus
mencantumkan sumber.
Minggu, 07 Juli 2013
munafik
munafik
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ. فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka berdusta. (QS Al-Baqarah:8-10)
Karena itu, orang munafik akan mengalami penyesalan yang amat dalam disebabkan keburukan yang mereka sembunyikan di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS Al-Maidah :52)
SIFAT MUNAFIK
Ada beberapa amalan yang perlu kita jauhi agar selamat dari siksa Allah, sifat-sifat itu adalah sifat kemunafikan yang bisa mematikan hati kita dan mendatangkan murka Allah:
- Menyembunyikan kekafiran
“Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman (QS Al-Baqarah:8)
- Menipu Allah
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS
Al-Baqarah:9
- Melakukan kerusakan
“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
- Mengolok-olok orang yang beriman
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”, mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS Al-Baqarah:13)
- Malas melaksanakan shalat
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An Nisa’, 142)
Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Bukhari, Muslim)
- Tidak setia dengan orang mukmin
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa’, 141)
- Mengingkari janji
Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. (QS. At Taubah, 75-77)
- Buruk sangka kepada Allah
Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”. (QS. Al Ahzab, 12)
- Melakukan kerusakan
“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
- Mengolok-olok orang yang beriman
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”, mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS Al-Baqarah:13)
- Malas melaksanakan shalat
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An Nisa’, 142)
Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Bukhari, Muslim)
- Tidak setia dengan orang mukmin
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa’, 141)
- Mengingkari janji
Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. (QS. At Taubah, 75-77)
- Buruk sangka kepada Allah
Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”. (QS. Al Ahzab, 12)
Langganan:
Postingan (Atom)