Jumat, 08 Januari 2016

HAND OUT

Mata kuliah                  : Asuhan kebidanan II ( Persalinan )
Topik                             : pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf
Sub Topik                     :  1. Pemantauan kemajuan persalinan
                                          2. Pemantauan kesejahteraan ibu dan janin

Objektif dari silabus :
Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf

Referensi
1.      FK UNPAD. 1999. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman
2.      Prawirohardjo, Sarwono. 2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-SP
3.      JPNK-KR, 2008. “APN (Asuhan Persalinan Normal)”. Jakarta : JNPK-KR
4.      Manuaba IBG, 2000. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC















PENGGUNAAN PATOGRAF PADA ASUHAN KEBIDANAN
1.  Pencatatan Pengisian Patograf Pada Lembar depan
1.1.  Pengertian Patograf
            Partograf adalah suatu alat yang dipakai untuk memantau kemajuan persalianan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan klinis.
( Pusdiknakes, 2003 )
            Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Apabila digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan, menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan yang sesuai dan tepat waktu ( JNPK-KR, APN 2008)
1.2.  Bagian - Bagian Dari Partograf
1)         Informasi tentang ibu
a.        Nama, umur
b.      Gravid, PARA, abortus
c.       Tanggal dan waktu mulai dirawat
d.      Waktu pecahnya selaput ketuban
2)         Kondisi janin
a.       Denyut jantung janin
b.      Warna dan adanya air ketuban
c.       Penyusupan (molase) kepada janin
3)         Kemajuan persalinan
a.       pembukaan serviks
b.      penurunan bagian terbawah dari janin
c.       garis, waspada dan garis bertindak
4)         Jam dan waktu
a.       waktu mulainya fase aktif persalinan
b.      waktu aktualnya saat pemeriksaan atau penilaian.
5)         Kontraksi uterus
a.       frekuensi dan lamanya
6)         Obat-obatan dan cairan yang diberikan
a.       oxitosin
b.      obat-obatan lain dan cairan intra vena yang diberikan
7)         Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam yang tersedia disisi kanan partograf)
1.3.  Pengamatan yang Dapat Dilakukan Pada Partograf
1)         Kemajuan persalinan
a.       Pembukaan serviks
b.      Turunnya kepala
c.       His
2)         Keadaan Janin
a.       Frekuensi denyut jantung janin
b.      Warna, jumlah dan lamanya ketuban pecah
c.       Molase kepada janin
3)         Keadaan Ibu
a.       Nadi, tekanan darah dan suhu
b.      Urine, volume, protein, acetone
c.       Obat-obatan dan cairan intravena
d.      Pemberian oxitosin
1.4.  Manfaat Penggunaan Partograf
1)         Untuk membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi , membuat keputusan klinik tepat waktu.
2)         Merupakan alat Bantu untuk mendeteksi kelainan-kelainan dini dalam  persalinan
3)         Ibu dan bayi mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu
1.5.  Prinsip Penggunaan Partograf
1)         Anamnesis (Tanya dan dengar)
2)         Pemeriksaan fisik (lihat dan raba)
3)         Tentukan masalah dan kebutuhan
4)         Tentukan tindakan yang tepat
1.6.  Sasaran Penggunaan Partograf
1)         Tenaga kesehatan yang menolong persalinan dirumah sakit (Bidan, Obgin, dokter umum, dan mahasiswa kedokteran)
2)         Tenaga atau bidan di puskesmas
3)         Bidan praktek swasta
4)         Bidan di pondok bersalin
1.7.  Cara Pengisian Partograf
1)      Pencatatan Pada Lembar Depan Partograf
(1)   Informasi tentang ibu
Isi nomor register, nomor fasilitas kesehatan atau klinik identitas ibu, tanggal dan waktu masuk, anamnesis tentang keadaan air ketuban, waktu mulai inpartu.
(2) Kondisi janin
a.       Denyut jantung janin
Denyut jantung janin dicatat  setiap 30 menit (lebih sering apabila ada tanda = gawat janin) setiap kotak pada bagian menunjukkan waktu 30 menit, skala angka disebelah kolom paling kiri menunjukkan denyut jantung janin
Catat denyut jantung janin yang diberikan tanda titik yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik yang lainnyadengan garis tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan 100 yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
b.   Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban pecah (gambar 2.3) gunakan lambang-lambang berikut ini :
U : Ketuban utuh (belum pecah)
 J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur nikonium
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak ada (kering)
c.       Molase (Penyusupan kepala Janin)
Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala  bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih menunjukkan kemungkinan  adanya disproporsi  tulang panggul (CPD)
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, catat temuan dikotak yang sesuai dengan gambar 2.3 . Dibawah lajur air ketuban  gunakan lambang-lambang berikut ini “O”  tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura sengan mudah dapat dipalpasi
“1” tulang-tulang kepala janin hanya bisa bersentuhan “2” tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan  “3” tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
(3)   Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks (Gambar 1). Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajut yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan . seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukkan waktu 30 menit untuk peneatatan waktu pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi ibu.
a.       Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan .di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.



Perhatikan:
·         Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil periksa dalam .
·         Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
·         Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
Contoh: Perhatikan contoh partograf (Gambar 1):
Pada pukuI 17.00, pembukaan serviks 5 cm dan ibu ada dalam fase aktif Pembukaan serviks dicatat di "garis waspada " dan waktu pemeriksaan ditulis dibawahnya.
 









Contoh cara pengisian yang salah. Temuan pembukaan serviks tidak dicantumkan pada garis waspada tetapi pada angka yang tertera pada garis tepi kolom pembukaan






b.      Penurunan bagian terbawah janin
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik di bab ini. Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tanda-tanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm.
Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda 'O' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "O" di garis angka 4. Hubungkan tanda 'O' dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

Contoh:
catatan penurunan kepala pada partograf untuk (Gambar 2) :
Pada pukul17.00 penurunan kepala 3/5
Pada pukul 21.00 penurunan kepala 1/5





c.         Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika, pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll). Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, misalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
(4)   Jam dan Waktu
a.       Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
b.      Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada.
Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang, sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke tiga dan kiri).
(5)    Kontraksi Uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi (Gambar 3). Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi.
Beri titik.-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan.
Kontraksi yang lamanya kurang dan 20 detik.
Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik
Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik
 






                                               Gambar 3
Keterangan gambar :
1.            Dalam waktu 30 menit pertama terjadi 2 kontraksi dalam 10     menit dan lamanya kurang dari 20 detik
2.              Dalam waktu 30 menit kelima terjadi 3 kontraksi dalam waktu 10 menit dan lamanya menjadi 20-40 detik
3.              Dalam waktu 30 menit ketujuh terjadi lima kontraksi dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik
(6)   Obat-Obatan Dan Cairan Yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
a.        Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
b.      Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
(7) Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondidi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
a. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktifpersalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom. waktu yang sesuai: t
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak at au diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
b. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin.

2.     Pencatatan pada lembar belakang Partograf
            Berbeda dengan halaman depan yang harus didisi pada setiap akhir pemeriksaan, lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai (APN,2008). Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara rinci disampaikan menurut unsur-unsurnya sebagai berikut:
(1)   Data Dasar
Data dasar terdiri dari tanggal,nama bidan, alamat tempat persalinan, catatan,alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping saat merujuk.isikan data pada masing-masing tempat yang telah disediakan atau dengan cara memberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
(2)   Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya dan hasil penatalaksanaan tersebut.



(3)   Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasil. Beri tanda ceklis (√) pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
(4)   Kala III
Kala III terdiri dari lama kala II, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir>30 menit, laserasi, antonia uteri, jumlah pendarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang telah disediakan dan beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
(5)   Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan,jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian asi, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang telah disediakan serta beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
(6)   Kala IV
Kaka IV terdiri dari data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan kalaIV dilakukan setaip 15 menit pada satu jam pertama melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.

Soal Quiz
Ny. Y hamil anak pertama datang ke klinik Bidan Riani,Dengan keluhan nyeri menjalar ke pinggang. Ny. Y mengatakan Keluar air – air sejak jam 12.00 wib, dan bidan riani melakukan pemeriksaan didapatkan, ketubah telah pecah, pembukaan 6 cm, Penurunan kepala 3/5 kontraksi 4 x 30’ lamanya 35 detik.
Pertanyaan:

1.    Sebutkan lambang yang dituliskan pada partograf pada pertanyaan diatas?

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA I PERSALINAN


HAND OUT

Mata kuliah                  : Asuhan kebidanan II ( Persalinan )
Topik                             : manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I
Sub Topik                     : 1. Mengidentifikasi masalah
                                         2. Menilai data membuat diagnosa
                                         3. Menilai kemajuan persalinan
                                         4. Membuat rencana asuhan
                                         5. Asuhan kala I

Objektif dari silabus :
Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I

Referensi
1.      FK UNPAD. 1999. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman
2.      Prawirohardjo, Sarwono. 2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-SP
3.      JPNK-KR, 2008. “APN (Asuhan Persalinan Normal)”. Jakarta : JNPK-KR
4.      Manuaba IBG, 2000. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC


 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA I PERSALINAN

Mengidentifikasi masalah
1)      Pengkajian Awal
Apabila seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk menenukan apakah persalinan sudah pada waktunya, apakah kondisis ibu dan kondisinya normal. Pengkajian awal tersebut adalah :
LIHAT
-      Tanda-tanda perdarahan, mekoneum/bagian organ yang lahir
-      Tanda bekas operasi dari caesar terdahulu
-      Ibu yang warna kultinya kunig atau kepucatan
RABA
-      Kapan waktunya tiba
-      Menentukan ibu sudah waktunya melahirkan
PERIKSA
-      Tanda-tanda denyut penting untuk hipertensi
-      Detak Jantung janin untuk bradikardi
***  Jika menemukan satu dari tanda-tanda tersebut diatas, ibu perlu dikirim ke fasilitas yang sanggup memberikan asuhan kegawatdaruratan obstetrik

2)      Mengkaji riwayat kesehatan
·         Nama, umur, alamat
·         Gravida dan para
·         Hari Pertama Haid Terakhir
·         Kapan bayi lahir (menururt taksiran ibu)
·         Alergi obat-obatan
·         Apakah ibu pernah ANC à Jika iya, periksa kartu ANC-nya (jika mungkin)
-      Usia kehamilan
-      Masalah/komplikasi dengan kehamilan sekarang
-      Riwayat kehamilan terdahulu
·         Menanyakan riwayat persalinan :
-      Bagaimana perasaan ibu?
-      Berapa bulan kehamilan ibu sekarang ?
-      Kapan ibu mulai merasakan nyeri ?
-      Seberapa sering rasa nyeri terjadi ? dan berapa lama berlangsung ? seberapa kuat rasa nyeri tersebut ?
-      Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah ?
-      Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina /
-      Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan ? jika iya kapan ? Bagaimana warnanya ? berapa banyak ?
-      Apakah bayi bergerak ?
-      Kapan terakhir ibu makan ? Tidur ?
-      Kapan terakhir ibu buang air kecil ? Buang air besar ?
-      Persalinan terdahulu berapa lama berlansung, berat badan bayi ?

3)      Pemeriksaan Fisik
§  Tekanan darah, nadi dan suhu tubuh
§  Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pre tibia tungkai bawah
§  Warna pucat pada mulut dan conjuctiva
§  Refleks-refleks
§  Abdomen : bekas luka operasi, tinggi funduh uteris, gerakan janin, kontraksi, pemeriksaan leopold, penurunan kepala janin.
§  Detak jantung janin
§  Genital luar : Luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban
§  Genital dalam : penipisan serviks, dilatasi, penurunan kepala janin, membaran/selaput ketuban.
à Bidan mungkin tidak mempunyai waktu untuk mengambil riwayat dan pemeriksaan fisik jira ibu pada saat menjelang persalinan atau sudah hampir melahirkan. Sangatlah penting keseluruhan bagi bidan bertindak fleksibel pada bagian proses ini dan menyesuiakan bagaimana mengumpulkan informasi mengenai keadaan fisik dan emosi ibu.
     
4)      Pemeriksaan Janin
1)      Denyut Jantung Janin(DJJ)
DJJ dinilai dan dicatat setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di anatar garis tebal angka 180 dan 100. tetapi penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawaah 120 atau diatas 160. lakukan tindakan segera jika DJJ melampaui kisaran normal.

2)      Warna dan adanya air ketuban
Nilai ketuban setiap kali dlakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Mekoneum dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekoneum, pantau DJJ secara seksam dan untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau 180 kali per menit) ibu segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Tetapi jika terdapat mekoneum kental segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.

JIka selaput ketuban pecah :
-      Warna cairan
-      Kepekatan cairan
-      Jumlah dan banyaknya cairan
-      Apakah tali pusat keluar/terjept di jalan lahir
-      Nilai kondisi janin

3)      Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling meyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul.(CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan.. apabila ada dugaan CPD, penting sekali untuk dapay tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalian. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai an rujuk ibu dengan tanda-tanda CPD ke fasilitas kesehatan yang memadai.
4)      Gerakan janin


5)      Pemeriksaan Laboratorium
-      Urin, warna, kejernihan, bau, protein
-      Darah : Hemoglobin

6)      Pemeriksaan Psiko-sosial
-      Perubahan perilaku
-      Tingkat energi
-      Kebutuhan dukungan

Menilai data dan membuat diagnosis
à berdasarkan temuan-temuan dalam riwayat kesehatan, bidan akan dapat mengambil keputusan apakah ibu dalam persalinan sesunguhnya dan jika benar demikian dalam kala I serta fase berapa ibu sekarang.

KATEGORI
KETERANGAN
Saat Persalinan
Ada tanda-tanda positif persalinan :
-      Pembukaan serviks > 4 cm
-      Kontraksi
-      Lendir Darah
Kemajuan Persalinan Normal
Kemajuan berjalan sesuai dengan partograf
Persalinan Bermasalah
Cth : Kemajuan persalinan yang lamban
Kegawatdaruratan saat persalinan
Cth : Eklamsia, perdarahan, lilitn tali pusat, bayi mengalami kesulitan.

Assesment untuk persalinan sesungguhnya
Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu usia kehamilan, ibu merasa nyeri abdomen berulang yang disertai dengan cairan lendir yang mengandung darah atau ”show”. Agar dapat mendiagnosa persalinan bidan harus memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang cukup
o   Perubahan Serviks
Kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara progresif menipis dan membuka.
o   Kontraksi yang adekuat
Kontraksi dianggap adekuat apabila :
-      Kontraksi terjadi teratur minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung sedikitnya 40 detik.
-      Uterus mengeras selam kontraksi, misal : anda tidak bisa menekan uterus dengan menggunakan jari anda
à Sangat sulit untuk membedakan anatar persalinan yang sesungguhnya dn persalinan semu. Ingat indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks.
à Ketika ibu mengalami persalinan semu, ia merasakan kontraksi yang menyakitkan, namun kotraksi tersebut tidak menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Persalinan semu bisa terjadi beberapa hari atau minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Karena persalinan semu sangat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa ini dalam kehamilannya. Dengan memberikan dukungan tersendiri dan pemastian ulang bahwa persalinan semu menunjukkkan bahwa persalinan sesungguhnya akan tiba, bidan dapat membantu ibu untuk menghadapi masa sulit tersebut.

Contoh diagnosa persalinan fisiologis
G2P1A0 hamil 38 minggu 2 hari  inpartu kala I fase aktif JTH preskep
.
Karakteristik dari persalinan sesungguhnya dan persalinan semu

PERSALINAN SESUNGGUHNYA
PERSALINAN SEMU
Serviks menipis dan membuka
Tidak ada perubahan pada serviks
Rasa nyeri dengan interval teratur
Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah
Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan meyebar kedepan
Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan
Berjalan menambah intensitas
Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri
Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
Lendir darah sering tampak
Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagain kepala bayi
Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi
Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu.


PEMANTAUAN
Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi kesehatan ibu maupun bayinya, jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau gejala komplikasi atau perubahan kondisi, penilaian harus dilakukan lebih sering.
PARAMETER
FASE LATEN
FASE AKTIF
Tekanan Darah
Setiap 4 Jam
Setiap 4 Jam
Temperatur/suhu*
Setiap 4 Jam
Setiap 2 Jam
Nadi
Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Denyut jantung janin
Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Kontraksi uterus
Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Perubahan serviks*
Setiap 4 Jam
Setiap 4 Jam
Penurunan kepala janin
Setiap 4 Jam
Setiap 4 Jam
Urine
Setiap 2-4 Jam
Setiap 2 Jam

*    Segera setelah selaput ketuban robek, bidan harus mendengarkan detak jantung janin dan melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa kemungkinan tali pusat menumbung.


MEMBUAT RENCANA ASUHAN

TINDAKAN
DESKRIPSI/KETERANGAN
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
Meberitahukan ibu mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak ibu sebagai pasien diasamping dapat membuat ibu menjadi kooperatif dalam pemberian asuhan terhadapnya
Memantau terus-menerus kemajun persalinan dengan menggunakan partograf
Penolong dapat mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan melalui pemeriksaan dalam dan dapat mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara ini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Memantau terus-menerus tanda-tanda vital ibu.
Penilaian harus dilakukan kebih sering jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau perubahan kondisi.
Memantau terus-menerus keadaan bayi
Periksa reaksi bayi terhadap persalinan sesuai dengan  jadwal pemantauan kemajuan persalinan dan lakukan pemantauan lebih sering jika diperlukan
Mis : Jika selaput ketuban robek, bidan harus mendengarkan detak jantung janin dan melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa kemungkinan tali pusat menumbung
Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan dalam kemajuan yang normal
Perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dilihat secara klinis dalam proses persalinan sangatlah penting untuk dapat diketahui dan difahami oleh bidan untuk secara tepat menginterpretasikan tanda-tanda, gejala-gejala tertentu dan temuan-temuan fisik dan laboratorium apakah normal atau abnormal selama persalianan kala I sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan seorang ibu bersalin.

Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
Stress dapat mengakifkan sistem adenokortikal hipofisis-hipotalamik, yang meningkatkan retensi dan resorpsi natrium dan air dan meningkatkan ekskresi kalium. Resorpsi ntrium dan air dapat memperberat perkembangan toksemia intrapartal/hipertensi. Kehilangan kalium dapat memperberat penurunan aktivitas miometrik.
Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta aktif dalam menentukan asuhan
Menginformasikan kepada ibu mengenai hasil proses persalinannya akan membantu petugas dalam memberikan asuhan kepada ibu bersalin karena ibu dapat lebih kooperatif terhadap asuhan yang akan diberikan kepadanya.
Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu selama persalinan
Seperti : suami, keluarga pasien atau teman dekat.
Dukungan yang dapat diberikan :
-      Mengusap keringat
-      Menemani/membimbing jalan-jalan (mobilisasi)
-      Memberikan minum
-      Merubah posisi, dsb
Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan serta tindakan yang tepat guna dan tepat waktu
Kebutuhan-kebutuhan, Kelainan-kelainan yang timbul pada ibu dalam persalinannya.
Mengatur aktivitas dan posisi ibu
-      Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
-      Posisi sesuai dengan keinginan ibu, namun bila ibu ingin di tempat sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam posisi terlentang lurus
Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
Ibu diminta menarik nafas panjang, kemudian lepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his.
Menjaga privasi ibu





Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizing pasien/ibu
Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjdi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
Menjaga kebersihan diri
Membiarkan ibu untuk mandi.
Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya seusai buang air kecil/besar.
Mengatasi rasa panas
Ibu bersalin biasanya merasa panan dan banyak keringat, dapat datasi dengan cara :
-      Gunakan kipas angin/ AC dalam kamar
-      Menggunakan kipas biasa
-      Menganjurkan ibu untuk mandi
Masase
JIka ibu suka, lakukan pijatan/masase pada punggung mengusap perut dengan lembut
Pemberian cukup minum
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
Memenuhi kebutuhan eliminasi ibu.
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin, Bantu ibu jika igin BAB
Sentuhan
Disesuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk mengurangi rasa kesendirian ibu selama proses persalinan
Persiapan persalinan normal
Persiapan untuk pertolongan persalinan normal harus sudah dilakukan oleh petugas untuk melakukan pertolongan persalinan normal.


SOAL QUIZ
1.        Sebutkan Tahapan dalam manajemen Kala I?
2.        Jelaskan Secara singkat asuhan dalam tahapan Manajemen kala I?