Senin, 15 Juli 2019

PENELITIAN DESKRIPTIF



A.     Penelitian Deskriptif

1.   Pengertian Penelitian Deskripsi
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).[1][1] Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.[2][2]
Penelitian lebih jauh mengenai apa dan bagaimana yang disebut dangan metode penelitian deskriptif ini akan menjadi lebih jelas bilamana kita melihat berbagai pandangan para pakar mengenai metode tersebut, diantaranya:
1.  Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprefasi yang tepat.
2.  Menurut Moh.Nazir menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku di masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
3.  Menurut Mely. G. Tan yang mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat suatu sifat-sifat individu, keadan, gejala atau kelompok-kelompok tertentudalam suatau masyrakat.
2. Langkah-langkah dalam peneltian deskriptif.
Prosess penelitian deskriftif dapat diikhtisarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Pernyataan masalah. Seperti halnya penelitian eksperimen, peneliti harus memulai penyelidikannya dengan pernyataan masalah yang jelas.
2.  Identifikasiinformasi. yang di perlukan untuk memecahkan masalah.
3.  Pemilihan atau pengembangan pengumpulan data.
4.  Identifokasi populasi – sasaran dan penentuan prosedur penarikan sempel yang di pelukan.
5.  Rancangan prosedur pengumpulan data.
6.  Pengumpulan data.
7.  Analisis data
8.  Pembuatan laporan[3][3]
3Macam-macam penelitian deskriptif.
Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif.Setiap ahli penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi.Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana proses pengumpulan data dalam penilitian deskiptif
Dilakukan oleh peneliti.
Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.
1. Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)
Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang  tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
2. Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.
3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan.Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan.Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.
4. Studi Sosiometrik (Sociometric study)
Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi. [4][4]
Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
a.  “Bintang”  diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya,
b.  “Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam kelompok,
c.   “Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang dalam kelompoknya.
Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.
4.  Contoh Penelitian Deskriptif.
Dari survei hasil penelitian Yuli Amran tentang ”GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI  DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF” di daerah kota tangerang
Diketahui dari 401 ibu yang diwawancarai, hanya 22.9 persen yang pengetahuannya tinggi tentang cara menyusui yang benar. Sementara lain diketahui hanya sebagian kecil (15.5 %) ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai posisi menyusui yang benar. Untuk cara mengatasi putting datar hanya 5.7 persen yang punya pengetahuan tinggi, dan untuk cara mengatasi puting lecet hampir separohnya mempunyai pengetahuan tinggi. Terdapat 7.7 persen ibu yang punya pengetahuan tinggi dalam mengatasi payudara bengkak.Ada 27.7 persen ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang tandatanda radang payudara dan ada 38.4 persen yang memiliki pengetahuan tinggi untuk mengatasi radang payudara.
Sementara lain informasi/nasihat yang diterima ibu tentang ASI, dari hasil wawancara pada 281 ibu yang mendapatkannya diketahui, tidak sampai separoh ibu yang menerima nasihat/informasi tentang anjuran menyusui sesegera mungkin, cara memberi ASI dan Manfaat ASI.  Hanya sebagian kecil ibu yang menerima informasi/nasihat tentang anjuran ibu makan makanan bergizi, ibu merencanakan bersama keluarga untuk memberi ASI, perawatan/ kebersihan payudara dan cara lain untuk Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 1, April 2013 : 52 – 61 memperbanyak ASI.


  
Sumber

  1. Soejono,S.H,M.H dan H.Abdurrahman,S.H,M.H
  2. Dr. Saifudin Azwar, MA. Metodologi penelitian.2010. celaban timur UH III/548 Yogyakarta.Pustaka pelaja 
  3. http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/
  4. Metodologi Penelitian Pendidikan, Prof.Sukardi,Ph.D Jakarta (PT.Bumi  Aksara) hal 158-162
  5. http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html
  6. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta; 2010.Hastono SP. Analisis Data Kesehatan, Basic Data Analysis for Health Research Training. Depok: Universitas Indonesia; 2007.
  7. Dahlan S. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
  8. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
  9. Riyanto A. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan; Dilengkapi COntoh kuesioner dan Laporan Penelitian. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
  10. Satari MH, Wirakusumah FF. Konsistensi Penelitian. Bandung: Refika Aditama; 2011.
  11. MAXQDA[Internet], Available from: https://www.maxqda.com/what-is-maxqda
  12. Notoadmojo, Soekidjo. Prof.Dr.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:  Rineka Cipta.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar