HAND OUT
Mata kuliah : Asuhan kebidanan II ( Persalinan )
Topik :
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Sub Topik :
1. Passage
2. Power
3. Passanger
4. Psikis
5.Penolong
Objektif dari silabus :
Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang passage
2. Menjelaskan tentang power
3. Menjelaskan tentang passanger
4. Menjelaskan tentang Psikis
5. Menjelaskan Tentang Penolong
Referensi
1.
FK UNPAD. 2000. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman
2.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka-SP
3.
JPNK-KR, 2008. “APN (Asuhan Persalinan Normal)”. Jakarta
: JNPK-KR
4.
Manuaba IBG, 2000. Ilmu
kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu
perubahan yang dinamik. Persalinan yang berlangsung lama berkaitan
dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Oleh karena itu, untuk menentukan persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya
jalan lahir, kondisi janin, his, tenaga mengejan ibu, serta kondisi plasenta
dan air ketuban. Hal tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup ibu dan janin
saat persalinan nantinya.
URAIAN MATERI
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN
A.
Passage
Untuk menentukan persalinan dapat
berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya jalan
lahir, hal ini terutama dapat ditentukan oleh bentuk dan ukuran panggul.
Panggul terdiri atas :
·
Bagian keras yang dibentuk oleh
tulang
·
Bagian yang lunak dibentuk oleh
otot-otot dan ligamenta
Tulang Panggul :
·
2 tulang pangkal paha (os
coxae) :
a.
Tulang usus (os ilium)
b.
Tulang duduk (os ischium)
c.
Tulang kemaluan (os pubis)
·
1 tulang kelangkang (os sacrum)
·
1 tulang tungging (os coccygis)
1.
Ukuran panggul
Ø Apakah persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara
lain tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk
dan ukuran-ukuran panggul
Ø Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung biasa, pengukuran
panggul diperlukan
Ø Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis atau secara
rontgenologis
Panggul Kecil
Untuk lebih mengerti bentuk
dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian depan anak dalam panggul,
maka telah ditentukan 4 bidang
Ø Pintu atas panggul, adalah batas atas dari panggul
kecil.
Bentuknya adalah bulat oval
Batas-batasnya adalah
promontorium, sayap sacrum, linea inominata, ramus superior ossis pubis dan
pinggir atas symphysis
Biasanya 3 ukuran
ditentukan dari pintu atas panggul
a. Ukuran muka belakang
(diameter anterior posterior, conjugata vera) Dari
ukuran-ukuran PAP, conjugata vera adalah ukuran yang terpenting dan
satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirek ialah dengan mengurangi conjugata
diagonalis dengan 1,5-2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis.
Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dari panggul.
Cara mengukur conjugata diagonalis adalah
Dengan 2 jari ialah jari
telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah
digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
Sisi radial dari telunjuk
ditempatkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku
jari telunjuk tangan kiri
Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan
dalam pada panggul sempit, pada panggul dengan ukuran normal promontorium tak
tercapai, tapi ini menandakan bahwa CV (conjugata vera) cukup besar
Kalau CV lebih besar dari 10 cm, maka PAP dianggap cukup luas
(biasanya CV=11 cm). Selain dengan pengukuran CD (conjugata diagonalis) kita
juga dapat mengetahui secara klinis bahwa PAP mencukupi kalau kepala anak
dengan ukuran terbesarnya sudah melewati PAP
Dapat juga
diketahui dengan :
Pemeriksaan luar
Kalau
kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya bagian kecil
saja dari kepala yang dapat diraba dari luar diatas symphysis. Kedua tangan
yang diletakkan di pinggir bagian kepala ini divergent
Pemeriksaan dalam
Bagian terendah kepala sampai spina
ischiadica atau lebih rendah. Pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul yang harus
diperiksa adalah :
¨ Apakah promontorium teraba atau
tidak, bila teraba berapa CD nya
¨ Apakah tidak ada tumor (exostose)
pada permukaan belakang symphysis
¨ Apakah linea inominata teraba
seluruhnya atau sebagian
¨ Apakah sidewalls (dinding samping)
lurus, convergent atau divergent oleh karena ukuran yang luas pada inlet tidak
perlu diikuti oleh bidang sempit panggul
¨ Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak sering
terdapat bahwa spina yang menonjol disertai dengan dinding samping yang
convergent
¨
Apakah
os sacrum mempunyai inklinasi ke depan atau ke belakang. Perhatikan juga
konkavitas dari sacrum. Dalam keadaan patologik sacrum
mempunyai bentuk hampir lurus
¨ Apakah sudut arcus pubis luas atau
tidak
b.
Ukuran melintang (diameter
transvesa), adalah
ukuran terbesar antara linea innominata diambil tegak lurus pada conjugata vera
(Ind 12,5 cm, Eropa 13,5 cm)
c.
Kedua ukuran serong (diameter
obliqua), dari
articulation sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan panggul yang
bertentangan (13 cm)
Ø Bidang luas panggul, adalah
bidang dengan ukuran –ukuran yang terbesar. Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral
II dan III. Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. karena
tidak ada ukuran yang terkecil, bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam
persalinan
Ø Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul),
adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil. Bidang ini terdapat setinggi
pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm
diatas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm dan
diameter sagitalis posterior ialah dari sacrum ke pertengahan antara spina
ischiadica 5 cm.
Ø Pintu bawah panggul, bukan satu bidang tetapi
terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama ialah garis yang menghubungkan
kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan.
3 ukuran pada pintu bawah panggul
Ukuran muka belakang : dari
pingggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm)
Ukuran
melintang : ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5
cm)
Diameter sagitalis posterior :
dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5 cm)
Bidang Hodge
Untuk
menetukan berapa jauhnya bagian depan anak itu turun kedalam rongga panggul, maka
hodge telah menentukan berapa bidang khayalan dalam panggul
Ø HI ialah sama dengan pintu atas panggul
Ø HII ialah sejajar dengan HI melalui
pinggir bawah symphysis
Ø HIII ialah sejajar dengan HI melalui
spina ischiadica
Ø HIV ialah sejajar dengan HI melalui
ujung os coccygis
Jadi
misalnya dikatakan bahwa kepala sudah
turun sampai HIII kalau kepala sudah sampai HIV kepala sudah sampai didasar
panggul.
Ukuran Panggul Luar
yang Terpenting adalah
Ø Distansia spinarum : jarak antara
spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind 23, Eropa 26)
Ø Distansia cristarum : jarak yang
terjauh antara crista iliaca kiri dan kanan (Ind 26, Eropa 29)
Ø Conjugata externa (Boudeleque) :
jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung processus spinosus ruas tulang
lumbal ke V (Ind 18, Eropa 20)
Ø Lingkar panggul : dari pinggir atas
symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter
major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain
(Ind 80, Eropa 90)
Ukuran-ukuran luar ditentukan
dengan jangkar panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita
pengukur
2.
Otot-otot dasar panggul
Adalah bagian lunak dari panggul
terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah
dalam dan yang menutupi panggul sebelah
bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut
diafragma pelvis
Diafragma pelvis
dari dalam keluar terdiri atas :
a. Pars muscularis yaitu musculus
levator ani, yang agak ke belakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang
ditembus oleh rectum Musculus levator ani kiri kanan sebetulnya terdiri dari 3 bagian dimana dari depan ke
belakang dapat dikenal
Ø Musculus pubo coccygeus dari os
pubis ke septum anococcygeum
Ø Musculus illo coccygeus dari arcus tendineus musculus levator ani ke
os coccyges dan septum anococcygeum
Ø Musculus (ischio) coccygeus dari
spina ischiadica ke pinggir sacrum dan os coccygis
b.
Pars membranacea yaitu
diafragma urogenitalia
Antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah
berbentuk segitiga yang disebut dengan hiatus uro genitalis yang tertutup oleh
sekat yang disebut diafragma urogenitale. Sekat ini menutupi pintu bawah
panggul di sebelah depan dan pada wanita sekat ini ditembus oleh uretra dan
vagina. Diafragma pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya. Kalau
otot-otot ini rusak atau lemah misalnya karena persalinan yang sering dan
berturut-turut, mungkin genitalia interna turun (prolaps).
Daerah perineum : merupakan bagian
permukaan dari pintu bawah panggul.
Daerah ini terdiri atas 2 bagian
a.
Regio analis di sebelah
belakang
Disini terdapat musculus sphincter ani externus yang mengelilingi
anus
b.
Regio urogenitalis
Disini
terdapat :
Ø Musculus bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva
Ø Musculus ischio cavernosus
Ø Musculus transverses perinea superficialis
B.
Power
1.
His
His adalah kontraksi otot-otot
rahim pada persalinan
Pada bulan terakhir kehamilan sudah mulai ada kontraksi
yang disebut : His pendahuluan atau his palsu.
His pendahuluan : tidak teratur, pendek & menyebabkan nyeri di perut bagian
bawah tetapi tidak menyebabkan nyeri yang menjalar dari pinggang ke perut
bagian bawah.
His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu, bertentangan dengan his persalinan yang makin lama makin kuat. His
persalinan menimbulkan pengaruh terhadap serviks.
His persalinan
Walaupun his itu suatu kontraksi
dari otot-otot rahim yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi
fisiologis lainnya bersifat nyeri. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia
dari sel-sel otot-otot waktu kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cervix dan
segmen bawah rahim oleh serabut-serabut otot yang berkontraksi, regangan dari
cervik karena kontraksi atau regangan dan tarikan pada peritoneum waktu
berkontraksi.
Perasaan nyeri tergantung juga pada ambang
nyeri dari penderita yang ditentukan oleh keadaan jiwanya. Kontraksi rahim
bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemauan, walaupun begitu dapat
dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat
menimbulkan kontraksi. Seperti kontraksi jantung pada his juga “pace maker”
yang memulai kontraksi dan mengontrol frekuensinya.
Kontraksi
rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan adalah
Ø Lama kontraksi : kontraksi berlangsung 45
detik sampai 75 detik
Ø Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya
tekanan intrauterine sampai 35 mmHg. Kekuatan kontraksi secara khas ditentukan
dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.
Ø Interval antara 2 kontraksi : pada
permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran
sekali dalam 2 menit
Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam
Ø His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari cervik
Ø His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar. His
pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan mengedan
Ø His pelepasan uri yaitu yang melepaskan uri
2.
Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan
setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama
disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intra abdominal
Tenaga ini serupa dengan tenaga
mengejan waktu kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Rupanya waktu
kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan pasien
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya ke bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat
berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi
rahim. Tanpa tenaga mengejan ini janin tidak dapat lahir, misalnya pada
penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan
forcep. Tenaga mengejan
ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
C.
Passanger
1. Janin
Janin (bayi) aterm mempunyai
tanda cukup bulan, 38 sampai 42 minggu dengan berat badan sekitar 2.500 sampai
3000 gram dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm. Pertumbuhan organ
sempurna, rambut kepala tumbuh dengan baik, kulit licin dengan vernik kaseosa
atau bersih, rambut lanugo tumbuh baik, testis sudah turun kedalam skrotum,
pusat penulangan berkembang, labium mayus menutupi labium minus.
Didalam rahim posisi janin
sebagai berikut :
·
Kepala
mengadakan fleksi di dada
·
Tangan
mendekap dada
·
Kaki
mengadakan fleksi dan mengarah perut bayi
Seperti diketahui bahwa
kedudukan bayi dalam rahim 97% adalah letak kepala, sehingga kepala sangat
menentukan jalan persalinan. Bila kepala bayi dapat melalui jalan lahir, maka
bagian badan dengan mudah dapat menyusul. Oleh karena itu, bagian-bagian kepala
harus dipelajari dengan seksama.
Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian
tengkorak.
- Bagian
muka, terdiri dari :
- Tulang
Hidung (os nasale)
- Tulang
pipi (os zigomatikum)
- Tulang
rahang atas ( os maxillare)
- Tulang rahang
bawah (os mandibulare)
Susunan tulang muka dan dasar
kepala sangat rapat sehingga tidak dapat terjadi maulage. Kedudukan letak muka
ditentukan dengan meraba hidung, dagu mulut dan rongga mata.
- Bagian
tengkorak, terdiri dari :
- Tulang
dahi (os frontale) 2 buah
- Tulang
ubun-ubun (os parietal) 2 buah
- Tulang
pelipis (os temporale) 2 buah
- Tualng
belakang kepala (os occipitale)
Hubungan antara tulang tengkorak janin ditutup
dengan jaringan ikat yang disebut sutura.
Terdiri dari :
- Sutura
sagitalis ( sela panah) antara tulang parietalis
- Sutura
koronaria ( sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulang parietalis
- Sutura
lamboidea antara tulang oksipitalis dengan tulang parietalis
- Sutura
frontalis antara kedua tulang frontalis.
Pertemuan antara sutura-sutura
membentuk ubun-ubun (fontanela) yaitu :
1. Ubun-ubun besar (fontanela mayor)
- Bentuk
segi empat layang merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, dua sutura
koronaria dan sutura frontalis.
- Sudut
lancipnya terletak di sutura sagitalis
- Sebagai
petunjuk letak puncak kepala
2. Ubun-ubun kecil (fontanela minor)
- Dibentuk
oleh satu sutura sagitalis dan dua sutura laamboidea
- Sebagai
petunjuk letak belakang kepala
Gbr.1.1 Ubun-ubun
sutura dan diameter kepala bayi yang cukup umur
Ukuran-ukuran kepala bayi
Ø Ukuran muka belakang
a. Diameter sub occipito-bregmatika :
dari foramen magnum ke ubun-ubun besar ukurannya 9,5 cm
Ukuran ini adalah ukuran
muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui jalan lahir kalau kepala anak
sangat menekur (hyperpleksi) pada letak belakang kepala
b. Diameter sub occipito-frontalis : dari foramen magnum ke pangkal ke pangkal
hidung ukurannya 11 cm
Ukuran ini melalui jalan lahir
pada letak belakang kepala dengan fleksi sedang
c. Diameter fronto-occipitalis : dari pangkal
hidung ke titik yang terjauh pada belakang kepala ukurannya 12 cm
Ukuran ini adalah melalui
jalan lahir pada letak puncak kepala
d. Diameter mento-occipitalis : dari
dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala ukurannya 13,5 cm
Ukuran ini adalah ukuran
terbesar dan melalui jalan lahir pada letak dahi
e. Diameter sub mento bregmatika : dari
bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar ukurannya 9,5 cm
Ukuran ini melalui jalan lahir
pada letak muka
Ø Ukuran melintang
a.
Diameter
biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietal) : 9 cm
Pada letak belakang
kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul
b.
Diameter
bitemporalis (jarak yang terbesar antara sutura coronaria kanan kiri) : 8 cm
Pada letak defleksi
ukuran ini melalui conjugata vera
Ø Ukuran lingkaran
a. Circumferentia sub occipito
bregmatika (lingkaran kecil kepala) : 32 cm
b. Circumferentia fronto occipitalis
(lingkaran sedang kepala) : 34 cm
c. Circumferentia mento occipitalis
(lingkaran besar kepala) : 35 cm
Ubun-ubun besar (fonticulus major)
merupakan lubang dalam tulang tengkorak yang berbentuk segi empat dan hanya
tertutup oleh selaput merupakan pertemuan antara 4 sutura yaitu sutura
sagitalis, sutura coronaria dan sutura frontalis
Ubun-ubun kecil (fonticulus minor)
bukan merupakan lubang besar pada tengkorak, tapi tempat dimana tiga sutura
bertemu yaitu sutura lambdoidea dan sutura sagitalis.
Persendian tulang leher
Dalam
persalinan letak kepala, persendian tulang leher berperan penting karena :
1. Bentuk kepala oval (telur) sehingga
setelah bagian besar lahir maka bagian kepala lainnya mudah melalui jalan
lahir.
2. Persendian leher dalam bentuk
persendiaan kogel, sehingga dapat diputar kesegala arah yang memberikan
kemungkinan untuk melakukan putar paksi dalam dan letak persendiaan leher agak
kebelakang di tulang oksipitalis, sehingga memberikan kemungkinan fleksi kepala
ke arah dada.
Dengan demikian kepala
janin dapat menyesuaikan diri pada jalan lahir yang berbentuk corong melengkung
ke depan yang disebut putar paksi dalam.
2.
Plasenta (kala uri)
Bentuk plasenta yaitu : Bundar ukuran diameter 15-20cm, tebal 1,5-3 cm,
berat plasenta 500 gr, Panjang tali pusat 25-60 cm.
Kala uri dapat dibagi
dalam 2 tingkat
Ø Sebab terlepasnya plasenta adalah
a.
Waktu bayi dilahirkan rahim
sangat mengecil dan setelah bayi lahir uterus merupakan alat dengan dinding
yang tebal sedangkan rongga rahim hampir tidak ada
Jadi secara singkat factor yang paling penting dalam
pelepasan plasenta adalah retraksi dan kontraksi otot-otot rahim setelah anak
lahir
b. Di tempat-tempat yang lepas terjadi
perdarahan adalah antara plasenta dan
decidua basalis dan karena hematoma ini membesar, maka seolah-olah plasenta
terangkat dari dasarnya oleh hematoma tersebut sehingga daerah pelepasan meluas
Ø Tingkat pengeluaran
plasenta
Pelepasan plasenta secara Schultze dan Duncan
a.
Secara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan
disini terjadi hematoma retroplasenta yang selanjutnya mengangkat plasenta dari
dasarnya
Plasenta dengan hematom
diatasnya sekarang jatuh ke bawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian
plasenta yang nampak dalam vulva adalah permukaan foetal, sedangkan hematoma
sekarang terdapat dalam kantong yang terputar balik
Maka pada pelepasan plasenta secara Schultze tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya.
Baru setelah plasenta terlepas seluruhnya atau lahir, darah sekonyong-konyong
mengalir
b.
Secara Duncan
Pelepasan secara Duncan
pelepasan mulai pada pinggir plasenta.
Darah mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim. Jadi perdarahan
sudah ada sejak sebagian dari plasenta terlepas dan terus berlangsung sampai
seluruh plasenta lepas
3.
Air ketuban
Jumlah likuor amnii (air ketuban) antara 1000 ml sampai
1500 ml pada kehamilan aterm. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Likuor
amnii terdiri dari 2,3% bahan organic (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo,
zat lemak, lesitin dan spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan anorganik (air,
garam yang larut dalam air). Peredaran cairan ketuban sekitar 500 cc/jam atau
sekitar 1% yang ditelan bayi dan dikeluarkan sebagai air kencing.
Fungsi air ketuban
adalah :
Ø Saat hamil berlangsung
a. Memberikan kesempatan berkembangnya janin
dengan bebas ke segala arah
b. Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma
langsung
c.
Sebagai penyangga terhadap
panas dan dingin
d.
Menghindari trauma langsung
terhadap janin
Ø Saat inpartu
a.
Menyebarkan kekuatan his
sehingga serviks dapat membuka
b.
Membersihkan jalan lahir karena
mempunyai kemampuan sebagai desinfektan
c.
Sebagai pelicin saat persalinan